Khotbah Matius 25:14-30 "Perumpamaan Tentang Talenta"
Khotbah Matius 25:14-30 “Perumpamaan tentang Talenta”
Durasi Baca : 10 Menit
Tema : Ketika Yang Di
dunia mempengaruhi Yang di Sorga
Selalu timbul pertanyaan setelah
mati kita akan kemana? Atau Apakah setelah mati saya dapat masuk ke
sorga? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering timbul dalam benak orang
percaya dan itu bukanlah suatu kesalahan, melainkan kewajaran sebagai orang
percaya. Setiap orang percaya ingin masuk sorga. Dan memang sorga ada.
TAPI
Sering kita terfokus pada setelah
mati mau kemana, dan melupakan hal penting untuk menuju setelah kematian itu. Hal
penting itu adalah, saat ini di dunia ini, apa yang saya lakukan.
Yah, Jaminan Sorga itu pasti, itu suatu Anugerah dari Allah. Tetapi kita
bukan hanya bertanya-tanya bagaimana setelah kematian, melainkan bagaimana
kehidupan sebelum kematian.
Menjadi orang percaya yang
sungguh-sungguh hidup
Sungguh-sungguh hidup sebelum
kematian
Bacaan saat ini, dalam Injil Matius
25:14-30, berbicara tentang “Kerajaan Sorga” yang di ceritakan Yesus dengan “Perumpamaan
tentang Talenta”. Baik perikop sebelumnya dan sesudahnya berbicara tentang
kerajaan sorga.
Kerajaan Sorga atau Kerajaan
Allah? Mengapa ada istilah kerajaan sorga tetapi di injil lain ada istilah
kerajaan Allah? Termasuk di Injil Matiuspun empat kali menggunakan istilah
kerajaan Allah. Apakah ada perbedaan antara Kerajaan Sorga dan Kerajaan Allah?.
Jemaat atau komunitas Injil Matius
adalah Yahudi Kristen. Walaupun komunitas sudah mulai terbuka tetapi kebanyakan
adalah Yahudi. Orang Yahudi engan memakai nama Allah supaya mereka tidak
melanggar hukum: Jangan Menyebut nama TUHAN[1] dengan sembarangan. Sehingga sebagai alternatif mengganti dengan ‘sorga’
sangatlah disenangi bagi orang Yahudi Kristen. Berbeda dengan Lukas dan Markus
dalam komunitas mereka kebanyakan non Yahudi.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
pemerintahan Allah bisa ada bahkan saat masih di dunia ini, pemerintahan
Allah adalah ketika Allah yang adalah raja, Allah yang memerintah hidup kita,
berarti pemerintahan Allah sedang berlangsung dalam hidup, kini dan disini.
Sembari menantikan kehidupan setelah
kematian, kita meletakan hidup di atur oleh Tuhan. Segala sesuatu yang diatur
oleh Tuhan pasti indah. Walau indah tidak selalu enak dan menyenangkan tapi
membuat kita bersyukur.
Bacaan saat ini berbicara tentang Talenta,
1 Talenta[2]
jika di rupiahkan akan menjadi Rp 26.600.000,-. Ada hamba yang diberikan 5
Talenta, 2 Talenta dan 1 Talenta. Hamba dengan 5 talenta tersebut
menggandakannya menjadi 10 talenta, hamba yang mendapat 2 talenta
menggandakannya menjadi 4 talenta, sedangkan yang mendapat 1 talenta menimbunnya
di tanah ayat 25.
Hamba yang mendapat 10 dan 4 talenta
diizinkan masuk dan berbahagia. Tetapi hamba yang hanya menyimpan talenta
tersebut di hukum (ayat 30).
Kitapun kadang bersikap seperti
hamba dengan satu talenta tersebut, kita terlalu takut untuk keluar dari zona
nyaman dan mengambil resiko. Ikut Tuhan pasti ada resiko-resikonya. Ikut
Tuhan bukanlah hal mudah. Apalagi melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukanlah hal
mudah, tetapi semua orang adalah pelayan Allah. Yang melayani Allah bukan hanya
para pelayan Khusus. Seluruh Orang percaya adalah Pelayan. Disebut
pelayan khusus karena dipercayakan tugas khusus. Di percayakan oleh Tuhan. Apalagi
tahun ini GMIM akan menggadakan pemilihan Pelayan Khusus, mungkin ada yang
terpilih tetapi mau menolak. Sebaiknya tidak. Tidak menolak ketika dipercayakan
oleh Tuhan. Dan tidak malas dan jahat ketika telah terpilih.
Ataupun jangan-jangan kita merasa
kecil dan minder. Mungkin kita berkata “oh tidak adil, kenapa saya hanya mendapat
satu talenta sedangkan yang lain dua dan lima”. Merasa berkecil hati walaupun
sebenarnya itu hal besar. Apapun bentuk pelayanan kita, sekecil apapun
itu, Tuhanlah yang menilai dan melihat. Merasa kecil boleh, agar supaya kita
tidak sombong. Tapi jangan minder untuk melayani Tuhan. Dimanapun dan
kapanpun layanilah Tuhan lewat kehidupan kita. dalam bekerja di tempat kerja,
di jalan, di rumah dan dimanapun layanilah Tuhan. Lakukanlah semuanya
sebagai bakti untuk Tuhan. Karena Dia telah mempercayakan kita ada.
Semua
hamba itu diberikan kepercayaan. Kitapun diberikan kepercayaan oleh Tuhan.
Tuhan mempercayai kita. sekecil apapun yang kita lakukan, biarkanlah Dia yang
menilai. Memberi tumpangan, membantu teman kesusahan, mendoakan orang tanpa
diketahuinya di mikro dan apapun bentuk pelayanan kita. pergunakan setiap
kepercayaan yang ada. Begitupun dengan kepercayaan yang diberikan orang lain. Kita
orang percaya yang dapat dipercayai.
Tema
bacaan diatas, Ketika Yang Di dunia mempengaruhi Yang di Sorga. Ternyata
bukan hanya yang di sorga yang mempengaruhi dunia, bisa terjadi sebaliknya. Apapun
yang kita lakukan di dunia berpengaruh di sorga. Rasa-rasanya sorga akan
bergembira ketika kita kembali pada-Nya, ketika kita berdoa bagi orang lain,
ketika kita memberi, ketika kita berduka dengan orang yang berduka, ketika dan
ketika apapun.
Seorang
hamba itu menyimpan talenta itu di tanah, tetapi tanah yang dijadikan bejana Seperti
lagu dalam Klik 149
Bagaikan
bejana siap dibentuk
Demikian
hidupku di tanganMu
Dengan
urapan kuasa RohMu
Ku
dibaharui selalu
Jadikanku
alat dalam rumahMu
Inilah
hidupku di tanganMu
Bentuklah
s’turut kehendakMu
Pakailah
sesuai rencanaMu
Ref: Ku mau s’pertiMu
Yesus
Disempurnakan s’lalu
Dalam setiap langkahku
Memuliahkan namaMu
Tuhan
Yesus Memberkati, AMIN.
[1]
Luasnya penjelasan tentang ini, karena ini khotbah bukan bahan kuliah jadi
tidak di perpanjang.
[2]
1 Talenta dalam zaman Alkitab setara dengan 3000 syikal, jika diuangkan itu
sebesar $ 1600 hingga $ 1900. Jika 1 dolar AS= Rp 14.000 b berarti $ 1600 = Rp
22.400.000 jika $ 1900 berarti = Rp 26.600.000.
Komentar
Posting Komentar