Nazar Yefta Hakim-Hakim 11:29-40 (MTPJ GMIM 20-27 Oktober 2024)

 Nazar Yefta

Hakim-Hakim 11:29-40

            Shalom, Damai di hati

Bacaan kita di minggu berjalan ini berbicara tentang Nazar. Apa itu Nazar ? bahasa Ibraninya Nedar = Janji atau sumpah yang akan digenapi setelah apa yang diinginkan terjadi. Nazar itu berkaitan dengan janji kita kepada Tuhan. Kalau janji kepada sesama hanya janji bukan nazar namanya.

            Setiap kita pernah berjanji, walaupun memang kita bukanlah orang yang suka berjanji. lebeh bae so beking daripada janji-janji kong nda beking. Sekalipun kita tidak suka berjanji tapi pasti pernah minimal satu kali berjanji. waktu bapak ibu masih muda, pacaran, aku tak akan meninggalkanmu, setelah dapa se tinggal, lirik bilang: janji tinggal janji… hanya mimpi. Apresiasi bapak, ibu dulu, cantik alami, make paling beda viva nomor 4, bapak-bapak minyak rambu tanco dan lemon, tangan so ba noda, Masyarakat suluun yang rajin-rajin ba kerja. Rajin berusaha. Tangan so ba kalat, lemon ikang Solusi, apalagi mo pi ba cao. Pengembalaan pernikahan, pernah tanya pa orang tua yang depe anak mo menikah, lalu ada pacarana berapa lama? Dorang jawab satu bulan, sekarang usia pernikahan ke 39. Apresiasi. Ada juga janji yang lain, Janji baku dapat jam 4 sore, timbul jam 5. Baku telefon so Dimana? Sudah so menuju, so otw padahal baru mo pi mandi. Ada juga kalimat merdu yang kita ja pinjam dulu seratus. Pinjam dulu nanti mo ganti eso, hehem (mar bukan berarti nembole ba pinjam, kalau katu butuh, saling menolong). Soal di janji. So lupa pernah cerita atau belum, ada lalu seorang pelayan, kunjungan hut, dapa bilang mama nda ada, ini mo kunjungan ulang tahun. (dapakira koperasi, mar ditempat lain). anak-anak dapa ajar ba janji iyo ma so nda mo beking ulang, eh beking ulang lagi.

            Manusia kadang ingar janji, tapi kalau nazar. Sekali lagi kalau nazar. Harus di tepati. Nazar ini adalah perkara tidak wajib dan wajib. Kalau kita tidak bernazar, kita tidak berdosa, tidak apa-apa kalau tidak bernazar. Kalau kita bernazar wajib kita tunaikan, wajib kita tepati. Akan menjadi dosa apabila tidak di tepati. Contoh bernazar, ketika sakit, Tuhan kalau Tuhan se bae, kita mo rajin maso gereja. Tuhan kaseh kesembuhan rajin-rajinlah masuk gereja, Tuhan kalau kita sembuh, kong kalau terpilih jadi pelayan kita mo pake kita pe tenaga samua for melayani Tuhan. Tuhan kalau kita sembuh, kita mo menginjil, ada seorang penjinjil lupa namanya, sebaliknya, Tuhan kita ingin mo jadi penginjil mar akhirnya dia lumpuh. (kita ingin layani Tuhan, kiapa musibah ini ada) Mar lewat pujian dia meninginjil (lupa siapa namanya).  Tuhan, kalau kita di berikan berkat dari usaha ini, kita mo bantu sesama, kita mo memberikan persembahan Syukur. Dan berbagai bentuk nazar kepada Tuhan, tapi ingatlah bahwa ada ujian di tengah nazar tersebut. ada godaan-godaan besar ketika kita mendapatkan apa yang kita harapkan, untuk tidak menepati nazar tersebut. Sudah jo, Tuhan boleh toleransi kwa, sudah jo so banyak kwa itu mo kaseh.

Ada banyak tokoh yang bernazar di dalam alkitab, beberapa diantaranya nazar Yakub, Nazar Hana, Nazar Yefta. Yefta dia adalah panglima perang, orang yang hebat, yang mengerti Sejarah, Hebat dalam negosiasi (perikop-perikop sebelumnya), Hakim bangsa Israel, hakim zaman sekarang hanya mengurusi perkara yuridis (hukum). Tapi zaman israel, hakim adalah pemimpin satu/dua suku suatu wilayah tertentu dari Israel. Walaupun dengan latar belakang ibunya seorang Perempuan sundal, dia ditolak oleh saudara-saudaranya, dia terbuang, dihina, bergabung dengan para perampok, akhirnya dia dipakai Tuhan untuk menjadi hakim di Israel. Siapapun kita ternyata dapat di pakai Tuhan. Yang terbuang dan tertolak dapat menjadi orang yang dihormati.

Yefta ini dari suku manasye, menjadi hakim di Gilead, karena Gilead sementara di jajah oleh bangsa Amon selama 18 tahun. Gilead ini Sebagian suku manasye, Gad deng Ruben. Sekarang Gilead so wilayah Yordania, berbatasan dengan Israel bagian Timur (bagian Mico[1],amico ni israel, en toh?). Walau dalam segala hal yang baik itu, Yefta pula manusia biasa. Dia secara tergesa-gesa membuat nazar. Tanpa dia sadari tanpa nazarnyapun bangsa Israel pasti akan menang (baca pasal 10:6,16). Karena mereka katakanlah di jajah oleh karena mereka berbuat dosa, menyembah baal, para asytoret, dan tidak beribadah kepada TUHAN. tapi ketika mereka bertobat, Tuhan tidak dapat menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka. Pertobatan menjadi salah satu kunci poin utama kitab hakim-hakim. Jemaat yang dikasihi Tuhan, menyadari kasih dan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita. sehingga nazar harus timbul dari 2 hal yaitu sungguh-sungguh memohon pertolongan Tuhan dan sebagai ungkapan Syukur kita atas pemeliharaan Tuhan. nazar harus sungguh-sungguh kita telah pertimbangkan matang-matang. Jadi ketika kita mau bernazar silakan tapi harus di pertimbangkan sungguh-sungguh dan wajib ditepati ketika telah dinazarkan. Nazar bukanlah sesuatu yang dapat membeli kebaikan Tuhan dan kehendak Tuhan, melainkan memohon pertolongan Tuhan dan merupakan ucapan Syukur kita kepada Tuhan.  

Ayat 31 apa yang keluar , wehayah = sesuatu yang ada dan hidup. Ada yang beranggapan, bisa saja ternaknya dsb. itu akan menjadi kepunyaan TUHAN dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran. Sesudah berhasil mengalahkan bangsa Amon. Yang keluar pertama kali adalah anaknya perempuan satu-satunya. Yang Tunggal, tidak ada anak yang lain. kenapa seakan-akan ada penyesalan karena di buat secara tergesa-gesa. Yefta menang dalam perang tapi bergumul karena nazarnya. Seorang ayah, apapun dia lakukan untuk anaknya. Papa-papa biar so lelah ba kerja mar pas pulang di rumah, kong lia tuh anak ba suara, papa-papa, ilang lelah. Pendeta belum berkeluarga mar pendeta so pernah saksikan, seorang pendeta, torang so nda tidor bagus karena ada iko kegiatan, kurang pulang so pagi, sama-sama dengan pendeta tersebut, belum riki tidor tuh pendeta so ba pimpin mimbar subuh, terus kunjungan hut, kita lia memang so lelah, mar pas depe anak ba papa, kita lia langsung beda tuh raut dari lelah, jadi bersemangat. Kasih sayang seorang ayah, ibu juga sama lagu, kasih ibu sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali (mama-mam somo bilang, pendeta masa torang nda bilang). Bacaan ini Yefta seorang ayah. Depe anak juga yah termasuk dengar-dengaran. Bisa saja anak Yefta ini melarikan diri, tetapi yang dia minta kelongaran waktu 2 bulan. Sampai sekarang masih menjadi perdebatan, atau diskusi apakah anak Yefta ini dipersembahkan sebagai korban bakaran, ataukah Yefta membayar Nazar (Imamat 27:1-34), ataukah melayani sebagai Nazir di bait Allah (hidup selibat tidak menikah). Dari 3 hal pendapat, dua pendapat paling memungkinkan, yaitu dipersembahkan sebagai korban bakaran atau melayani di bait Allah, kedua-duanya memiliki argumentasinya masing-masing.

Jemaat yang dikasihi Tuhan nazar timbul dari dua hal ini, sungguh-sungguh memohon pertolongan Tuhan dan sebagai ungkapan Syukur kita atas pemeliharaan Tuhan. serta Setia menjalankan nazar yang kita ucapkan kepada Tuhan.

AMIN.



[1] Pelafalan timur bahasa Toutemboan. Kalau tidak salah. 

Komentar

Postingan Populer