Khotbah Lukas 23:26-32 "Yesus di Bawah untuk disalibkan" Tema : Memikul Salib, Mengikuti Yesus dan Berjalan Di Belakang Yesus
Khotbah Lukas 23:26-32 “Yesus Dibawah untuk disalibkan”
Tema: Memikul Salib, Mengikuti Yesus dan
Berjalan di Belakang Yesus.
Shalom, Damai di Hati.
Marie “Si Pekerja Keras”, ya, itulah
gambaran dari sosok seorang wanita yang bernama lengkap Marie Calender. Ia seorang
pekerja di sebuah rumah makan kecil di dekat kota Los Angeles. Ia bekerja
sebagai pramusaji, tukang masak, mencuci, dan kasir. Dari dapur sampai luar
tempat makan, ia melakukan semuanya. Hal itu dianggap Marie sebagai bagian dari
tanggung jawabnya karena rumah makan itu sangat kecil untuk berbagi tugas.
Lalu suatu ketika ia mendapat tugas
tambahan untuk membuat makanan penutup, perasaan tidak adil merasuki hatinya.
Tugas itu dianggap sebagai tambahan beban. Jangankan kinerja, kompetensipun tak
punya. Ia merasa frustasi dengan tambahan pekerjaannya yaitu membuat makanan
penutup (desserts). Menolak, adalah sesuatu yang tidak mungkin
menggingat sulitnya mendapat pekerjaan dan menerimanya juga bukanlah pilihan
yang tepat.
Haruskah
Marie menerimanya?
Kembali ke bacaan yang menjadi
perenungan saat ini.
Salib, kadang identik dengan
penderitaan. Namun salib adalah bukti solidaritas Allah bagi manusia. Salib
menyatakan dengan jelas bahwa Allah beserta dan bersama kita. Ketika mereka
membawa Yesus menuju bukit Golgota, seorang yang bernama Simon dari Kirene
dipaksa untuk memikul salib Yesus dan mengikuti Yesus (bnd Mrk 15:21).
Perjalanan
dari Kirene (Afrika Utara saat ini) membuktikan bahwa Simon adalah seorang yang
ingat akan Allah. Jika tujuan Simon adalah untuk merayakan paskah di Yerusalem,
sungguh sukacita yang teramat dalam karena dari kerinduan Simon untuk beribadah
di Bait Allah, untuk berjumpa dengan Allah terkabulkan dengan perjumpaan yang
tidak akan pernah dilupakannya, perjumpaan dengan Yesus yang adalah Allah.
Perjumpaan yang mengubah keluarganya. Bahkan besar kemungkinan bahwa anaknya
Rufus menjadi tokoh penting dalam gereja perdana.
Roma
16:13 Salam kepada Rufus, orang pilihan dalam Tuhan dan salam kepada ibunya,
yang bagiku adalah juga ibu.
Salib itu, mengubah hidup kita dan
keluarga kita.
Ayat
27 Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi
dan meratapi Dia. Ayat 28 Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: “Hai
puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah
dirimu sendiri dan anak-anakmu. Jadi dari ayat 26-28 ada tiga pembagian orang
yang mengikuti Yesus :
1. Simon
dari Kirene
2. Sejumlah
besar orang
3. Perempuan-perempuan
Mereka
semua berjalan mengikuti Yesus. Simon
yang berjalan memikul salib, Sejumlah besar orang yang mengikuti-Nya dan
Perempuan-perempuan yang mengikuti-Nya sambil menangis.
Perempuan-perempuan
yang mengikuti Yesus sambil menangis hanya ada di Injil Lukas. Karena Lukas memang
memberi perhatian sedikit lebih kepada para perempuan dan orang-orang yang tertindas.
Lukas memberi penekanan bahwa Yesus adalah sahabat semua golongan. Dalam tangisan
dan ratapan para perempuan ini, Yesus berkata: untuk janganlah kamu menangisi
Aku. Kata Yunani untuk kata menangisi yang digunakan Yesus timbul sebanyak empat
kali dalam Perjanjian Baru; Mrk 5:39, Luk 8:52, Luk 23:28. Kata itu digunakan
Yesus berkaitan dengan anak Yairus. Ketika mereka meratapi kematian anak Yairus,
Yesus berkata mengapa kamu menangisinya karena dia hanya tertidur. Dan digunakan
dua kali dalam satu ayat yaitu Luk 23:28. Apa yang secara tersirat ingin
dikatakan oleh penulis Injil berkaitan dengan perkataan Yesus adalah.
Jangan
tangisi penderitaannya seperti hanya menuju pada kematian.
Tetapi
penderitaan-Nya membawa pada kemenangan. Tangisan kematian dan kesedihan
diubah Yesus kepada pengharapan akan rencana Allah. Tetap meyakini kasih
karunia Allah dalam penderitaaan itu. Bertobat dengan sungguh kepada Allah.
Lukas
juga memberi perhatian kepada perempuan-perempuan yang tertindas, yang diangap
hina karena tidak dapat mengandung. Lukas paham betul dengan perang yang
terjadi tahun 69-71 M. Perang antara orang Yahudi dan orang Romawi yang
menyebabkan Bait Allah hancur pada tahun 70 dan banyak korban dari peristiwa
itu. Lukas paham juga bahwa ada masa depan bagi orang yang percaya.
Pertanyaannya,
Dimana posisi kita saat ini?
Saya
selalu senang jika membaca ayat yang berkaitan dengan mengikut Tuhan. Berjalan di
belakang Yesus adalah kesukaan. Tapi sadarkah kita? kadang kita berjalan
mendahuluiNya. Dalam pelayanan, popularitas kita yang dikejar. Berjalan di
belakang Yesus memberikan kita kepastian dimanapun, kapanpun kita berjalan di
belakang Yesus, Dia yang menuntun kita. Tidak khawatir dengan masa depan yang
masih misteri, berjalan dengan iman di belakang Yesus. Dia mengarahkan
kehidupan kita. Tapi tunggu… tidak berhenti berjalan hanya di belakang Yesus
dan mengikuti-Nya.
Kita
masih harus memikul salib.
Salib
yang terasa berat menekan kita tapi sebenarnya ringan. Salib itu bisa saja
penderitaan kita. Masalah kita, pergumulan kita, sakit kita, masalah ekonomi
kita, atau apapun yang terasa menekan hidup kita tapi bukan karena kebodohan
dan keberdosaan kita. Ya, tidak semua gumul adalah salib dari Tuhan. Kadang penderitaan
itu ada karena keteledoran kita. Tapi poinnya adalah kita tetap mengekor kepada
Tuhan. Tetap mengikut Yesus dalam ziarah. Dan melihat setiap karunia-Nya dan
Rahmat-Nya dalam hidup kita.
Kembali
ke Marie Calender tadi, itu salib yang dirasakannya, tetapi dia memilih untuk
tetap bertahan. Datang lebih awal untuk menyiapkan makanan penutup dan kembali larut
malam untuk menyelesaikan pekerjaannya. Marie menciptakan sejenis “pie” yang rupanya
menjadi sangat terkenal melebihi menu utama di restoran itu. Banyak yang datang
ke restoran itu hanya untuk menikmati “pie” buatan Marie. Marie keluar dari zona
nyaman dan mendirikan toko kuenya. Memiliki banyak toko dan sangat terkenal di
Amerika. Tidak semua orang berujung seperti Marie tapi…
Salib
tidak berhenti sebagai lambang penderitaan. Salib bukti kemenangan dan kasih Allah.
Ada kepastian bagi yang setia mengikuti, berjalan di belakang Yesus dan memikul
salib. Memikul salib berarti menerima penderitaan dan kebahagiaan yang
datangnya bersama-sama atau kadang datangnya berganti selang sepersekian detik.
Salib itu mengubah kita untuk semakin mengasihi Yesus dan berlaku kasih bagi
semua ciptaan.
Selamat
memikul salib, mengikuti Yesus dan berjalan di belakang Yesus.
AMIN.
Amin🙏
BalasHapusTetap konsisten nov 💪👍
Terima kasih regri. God bless
HapusSangat memberkati sekali. Semangat berkarya🙏
BalasHapusPuji Tuhan. Syukur kpd Allah. God bless
HapusMantap, sangat membantu
BalasHapusSemoga jadi berkat. Smngt bergiat.
Hapus