Secangkir Kopi Bahan Injil Markus 14: 32-42 "Di Taman Getsemani"


Markus 14:32-42 “Di taman Getsemani”
Sedikit Pembahasan Markus dan Pembahasan Teks
Membaca Kitab Markus mengarahkan hidup pada Yesus. Tetapi pernahkan kita bertanya-tanya siapa sosok Markus ini? Sehinga ia dipercaya sebagai orang yang menulis Injil Markus. Bahkan Injil Markus disebut injil tertua dari keempat injil. Landasan pertama untuk mencari tahu tentang sosok Markus yaitu dari Alkitab. Pernahkan kita menonton film yang pemeran utamanya kalah di awal dan akhirnya menang? Ataukah itu pernah terjadi dalam hidup kita, bahwa kita melarikan diri dari tanggung jawab? Melarikan diri dari kenyataan atau masalah? Markus adalah orang itu. Walau banyak komentar tentang ini tetapi “ia adalah orang yang melarikan diri dengan telanjang dan menjauh dari Yesus saat pengkapannya”[1] (bnd Mrk 14:50-52). Markus adalah seorang yang manja dan dibesarkan sebagai orang yang berada (kaya) dan anak dari janda kaya. Tetapi ini hanyalah awalnya, ia (Markus) bertumbuh menjadi orang yang berbeda ia menjadi seorang yang setia dan berharga. Tentulah sangat Panjang jika harus membahasnya satu persatu. Intinya ia 8 kali disebutkan di Alkitab dan 2 kali dengan nama sebutannya (bnd Kis 12:12, 12:25, 15:37, 15:39, Kol 4:10, 2 Tim 4:11, Filemon 1:24, 1 Pet 5:13, Kis 13:5, 13:13) dari ayat-ayat ini memperjelas bahwa Markus juga sering disebut Yohanes dan rumahnya sering dijadikan tempat berkumpul dan berdoa. Ia dekat dengan Barnabas, Paulus dan Petrus. Bahwa ia disebut sebagai anak Petrus. Bahkan dalam penjelasan Bapa-bapa Gereja Eusebius (tahun 375), Klemens dari Aleksandria (tahun 180), Origenes (tahun 225) mengatakan bahwa Markus menulis Injil seperti yang diucapkan oleh Petrus, ia menuliskan semuanya dengan tepat seperti apa yang diterimanya, ia sangat memperhatikan satu hal agar tidak melewatkan apa pun yang didengarnya.[2]
Terkait dengan hal yang diatas semakin memperjelas bahwa Markus sering disebut sebagai sekretaris Petrus. Jika membaca keseluruhan Injil Markus terdapat karakter Petrus dan ciri khas seorang rasul Petrus, yaitu bergerak dan bertindak cepat. Terdapat banyak kata Segera dalam Injil Markus. Tadi telah disebutkan tentang Injil tertua artinya Injil Markus lebih dahulu hadir sebelum ketiga injil yang lain. Mengenai waktu penulisan, ada yang mengatakan 55-65 M, 67-70 M dan peneliti lebih memilih tahun penulisan sekitar tahun 66-73 M dengan alasan bahwa di tahun itu pecah perang antara orang Yahudi dan bangsa Romawi yang puncaknya di tahun 70 M ketika Bait Allah di Yerusalem dihancurkan. Walaupun kira-kira tahun 40 M orang-orang Kristen telah banyak meningalkan Yerusalem. “Jadi keprihatinan utama Markus adalah bagaimana mengembalikan Iman dari Jemaat/komunitasnya. Bagaimana menguatkan Iman Jemaat. Ketika Jemaat mulai bertanya-tanya apakah Tuhan masih ada? ketika alat penyembahan langsung pada Allah dihancurkan”[3]. Sehinga pokok Injil Markus adalah Yesus adalah hamba Allah yang menderita.
Hidup dalam doa tidaklah terlepas dari sosok sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus. mengambil waktu sendiri dan berdoa adalah ciri khas sang Juruselamat. Menjelang rangkaian kesengsaraan-Nya dalam pengorbanan-Nya di kayu salib Yesus bersama-sama murid-muridNya pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa. Dalam keterbatasan-Nya sebagai manusia Ia berkata dalam ayat 34 HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Dalam kesedihan-Nya Ia berdoa untuk memohon jikalau cawan atau penderitaan ini lalu, tetapi kehendak Tuhanlah yang terjadi. Yesuspun jujur terhadap apa yang Ia rasakan. Dalam doa ini mengubah hidup murid-murid-Nya. Murid-murid-Nya yang tertidur merupakan bentuk penyangkalan diri terhadap kenyataan pahit (bnd Luk 22:45) mereka tertidur karena dukacita.
Relevansinya :
Dalam hidup yang sarat pergumulan kerap kali kita melupakan apa yang sangat penting dalam hidup yaitu kebergantungan kepada Allah. Kebergantungan kepada Allah adalah kebutuhan dasar orang percaya. Manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa bergantung kepada Allah. Dari zaman animisme dan dinamisme manusia sadar bahwa ada Pribadi yang lebih berkuasa dari diri-Nya sendiri. Tidak mungkin bagi manusia tidak bergantung kepada penciptanya. Hanyalah mereka yang sombong yang berkata bahwa ia bisa hidup dengan kemampuannya sendiri. Bergantung kepada Allah di awali dengan berdoa dan ditopang dengan patuh pada kehendak-Nya. Yesus dalam kesedihan hati-Nya Ia berdoa. Banyak orang percaya mulai melupakan bahwa pergumulan, tantangan, penderitaan, galau, kesedihan, merasa tidak berarti, merasa hampa, jawaban yang sangat dekat adalah berdoa. Dalam kesedihan sebagai manusia sadarilah ada kuasa yang tak terbatas, ada Allah yang tak terbatas yang mau mendengarkan setiap tangisan dan doa kita bahkan telah menyiapkan jawaban doa kita sebelum kita mengucapkannya. Ada saat-saat kelam, ada bab-bab kelam dalam lembaran hidup itulah saat yang tepat untuk koreksi diri ambil saat yang teduh. Menyendirikan diri dari orang lain dan berdoalah kepada Allah.
Kehendak Tuhan yang terjadi atas hidupku dan keluargaku, adalah ungkapan yang sulit dalam berdoa karena sebagai manusia yang tabiatnya lemah pastilah akan memaksakan kehendak, apalagi jika doa-doa yang dipanjatkan tak kunjung memperoleh jawaban atau jawaban yang diberikan tertutup oleh kebutaan rohani kita. Bergantung kepada Allah sederhanya manusia mengantungkan diri kepada Allah, Dia yang mengatur hidup kita, Dialah juga yang akan membawa kita melawati cobaan dan proses kehidupan yang membuat kita semakin erat kepada-Nya dan membiarkan kehendak-Nya yang terjadi bagi kita. Ada ungkapan yang berkata “apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Tuhan, tetapi apa yang baik menurut Tuhan pastilah baik bagi kita”. Manusia hanya mengeluh pada prosesnya tanpa melihat hasilnya, tetapi ada manusia yang hanya mengharapkan hasilnya dan melupakan prosesnya.
Kadang kita merasa bahwa manusia harus kuat dalam menjalani hidup ini, harus bisa, harus mampu, harus kaya tapi sebenarnya tidak menjadi masalah jika kita sakit hati, jika kita kekurangan ekonomi. Seorang pria harus menjadi pria yang gentle selalu terlihat kuat walaupun sebenarnya dia cemas dan khawatir. Seorang wanita harus menjadi langsing agar ia disukai oleh orang lain. Apalagi zaman sekarang sedang gencar-gencarnya dengan virus corona (Covid 19) yang kadang membuat kita merana, sebenarnya dari kekuatiran itu, dari kecemasan itu manusia semakin berani. Kita bersedih karena ada kerabat, anak, orang tua, mereka yang dekat yang positif terjangkit Corona. Semua orang bersedih karena penyakit ini, tetapi bagi orang percaya hidup ini begitu dekat dengan kematian. Kapan dan dengan cara apa tidaklah diketahui. Bergantung pada kehendak Allah adalah hal yang tepat. Dimana ada iman selalu ada pengharapan, dimana ada usaha disitu ada jalan keluar.
Tidak mengapa jika harus bergumul karena usaha tidak berkembang, tidak memiliki uang dsb karena manusia tidak sempurna. Saat itulah manusia jujur terhadap dirinya sendiri bahwa hidup yang ditekuni saat ini terlalu berat, rebahlah ke kamar dan berdoalah katakan “Tuhan saya tidak mampu, saya takut, saya kuatir, ini terlalu berat bagi saya” itulah saat anda jujur terhadap Tuhan, dan akhrinya kita bisa berkata “sertai hambaMu, kami percaya Engkau menyertai kami”. Dari kejujuran kepada Tuhan nampaklah bahwa kita sungguh bergantung kepada-Nya. Selalu ada berkat-berkat yang Tuhan telah sediakan, jalani usaha, bekerja dengan giat, berusaha dengan tepat wujudkan pangilan Allah dalam hidup kita. Markus adalah orang yang awalnya melarikan diri tetapi Tuhan menuntunya menjadi orang yang setia. Untuk itu setialah kepada-Nya.
Salam pencinta kopi yang hidup ada pahit dan manisnya tetapi disyukuri. Tuhan berkati, Amin.



[1] Kenneth Boa, Sid Buzzel, Bill Perkins, Panduan Kepemimpinan Alkitabiah: Kepemimpinan Ilahi dalam Rupa insani (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2013), 497. 
[2] Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2013), 199.
[3] Victor Merentek, Injil Sinoptik (disampaikan di Tomohon dalam Kuliah Injil Sinoptik, Jumat 31 Maret 2017).

Komentar

Postingan Populer