Secangkir Kopi Cara Membuat Khotbah yang sederhana bagi semua kalangan
Cara
membuat khotbah sederhana bagi semua kalangan Kristen
Membuat
khotbah tidaklah mudah atau tergolong sulit. Banyak orang memang coba
mengatakan bahwa membuat khotbah itu mudah tetapi menurut saya secara pribadi
membuat khotbah tidaklah mudah atau tergolong sulit. Tetapi jangan berkecil
hati membuat khotbah memang sulit tetapi mungkin atau bisa. Untuk itu saya akan
berbicara tentang bagaimana cara membuat khotbah yang sederhana. Saya percaya
bahwa semua orang dapat membuat khotbah atas seizin sang pencipta. Saya harus
jujur juga bahwa cara akan di sampaikan adalah cara saya pribadi dalam membuat
khotbah lewat pengalaman dan belajar dimana Roh Kudus menuntun saya dalam
proses ini. Saya jujur juga bahwa ilmu seperti ini tidak mudah di dapat dan
biasanya mahal jika harus study tetapi saya merasa bahwa itu bukanlah hal
terpenting karena agar supaya nama Tuhan semakin dipermuliakan berbagi ilmu
bukanlah hal yang tidak bisa kita lakukan. Oke tidak akan Panjang lebar lagi.
Tetapi sebelum cara-cara ini saya utarakan saya merasa harus menjelaskan apa
sih itu khotbah atau berkhotbah.
Ilmu
Berkhotbah di sebut Homiletika. Istilah ini populer di abad ke 17, berasal dari
bahasa Yunani techne homiletika yaitu ilmu pergaulan atau ilmu
bercakap-cakap. Sederhananya bisa pergaulan (percakapan) dengan ramah-tamah.
Ada yang pernah mengunakan nats Lukas 12:12 yang menunjang bahwa oh, kita tidak
perlu buat persiapan kan Roh Kudus yang menuntun biarlah kita berkata-kata. Ini
pemahaman dosa dan jangan diikuti. Nats tersebut berbicara tentang keberanian dan
nats itu untuk menghibur agar supaya murid-murid tidak takut.
Berikut
cara-caranya sederhana dalam membuat khotbah:
1. Berdoa
memohon tuntunan Tuhan
Ini hal yang sangat
penting dalam membuat khotbah, semuanya harus diawali dengan berdoa. Tetapi
berdoa tanpa buat persiapan bukanlah hal yang tepat. Begitupun sebaliknya, buat
persiapan tanpa berdoa sama seperti omong kosong. Jika Roh Kudus menuntun
semuanya jadi tetapi jika tidak, itu hanya bualan orang saja atau improvisasi
yang memperlihatkan kesombongan.
2. Membaca
berulang kali nats tersebut
Memang untuk berbagai
aliran gereja caranya berbeda-beda, tetapi saya suka membuat khotbah yang
berdasarkan perikop, alasanya sederhana bahwa teks tidak bisa dipisahkan oleh
konteks. Jadi jika satu perikop telah terpilih bacalah atau kalau anda
seorang GMIM karena saya harus jujur bahwa saya GMIM biasanya setiap minggu ada
bacaan bersama di mimbar GMIM. Intinya baca teks tersebut berulang kali sampai
kita paham maksudnya atau bisa kita membandingkan dengan terjemahan BIMK. Jadi
Alkitab yang kita pegang adalah Terjemahan Baru. Ada terjemahan juga untuk
sehari-hari yaitu BIMK atau bahasa Indonesia Masa Kini. Sangat membantu sekali
dalam memahami teks. Kalau ada yang kesusahan soal keuangan, Alkitab BIMK Bisa
di download seperti punya saya yang telah di download di hand phone hp.
3. Mengaris-garis
(mencoret-coret) dan mencatat latar belakang
Hehehe. Pasti banyak yang
tidak menyangka bahwa cara yang ketiga adalah mengaris-garis. Saya biasanya
mengaris bawahi kata-kata yang saya anggap penting. Jika anda kurang setuju
mengarisbawahi Alkitab anda, boleh ambil buku catatan dan mencatat hal-hal yang
anda angap kata penting dan cari tahu tentang kata-kata itu (Kalau Tuhan
berkenan nanti di masukan di Youtube). Jangan lupa untuk mencari tahu tentang
latar belakang kitab dsb. Membaca buku-buku renungan seperti MTPJ, RHK, Atau
buku-buku renungan, buku-buku terkait dengan nats khotbah, membaca di googlepun
tidak masalah. Saya biasanya membaca semua buku, artikel, jurnal yang saya
temui tetapi jangan menerima semua yang kita baca.
4. Merenung
atau bermeditasi
Merenung, bermiditasi dan
berpikir merupakan suatu kewajiban. Sebenarnya dari awal anda telah berpikir
tetapi itu yang harus dihilangkan di awal proses membuat khotbah. Jadi sebelum
anda membaca teks janganlah anda berpikir terlebih dahulu tentang khotbah. Hal
tersebut kalau mengunakan istilah akademisi, praduga sebelum membuat khotbah.
Jadi anda sudah punya pemikiran, yang saya rasa bahaya. Contoh : anda marah
terhadap orang itu, jadi di dalam khotbah yang anda bawakan adalah menyingung
orang itu. Jadi saya rasa itu dosa. kecuali teks itu berbicara tentang hal yang
tanpa anda sengaja berkaitan dengan perilaku orang tersebut itu tidak dosa. Jika
anda sengaja membawakan khotbah hanya karena anda marah orang tersebut dan
kebetulan ia mendengarnya, hemat saya itu kurang tepat.
Jadi merenung dan
bermeditasi ini terjadi tidak hanya saat itu, ini gaya saya. Biasanya saya
membuat khotbah sekitar 3-4 jam untuk satu khotbah, lama memang. Tetapi bagi
anda yang akan membuat khotbah 1 atau bahkan setengah jam sebelum ibadah akan
dimulai memang sulit, untuk itu gaya ini bisa di terapkan. Mungkin karena
aktivitas dsb karena saya tidak tahu alasan jelas mengapa anda tidak sempat
membuat khotbah dan di kejar deadline atau dikejar waktu yang singkat yaitu
setengah atau satu jam sebelum.
5. Gaya
merenung dan cari bahan
Gaya saya ketika saya
selesai dengan ketiga hal di atas poin 1-3, saya merenung dan mencatat, tetapi
perenungan saya berlangsung untuk beberapa hari, contoh senin saya membuat
khotbah selama dua atau tiga hari depan saya merenung dan bermeditasi. Jadi
sementara bekerja pekerjaan yang lain, atau aktivitas yang lain atau bahkan
ketika saya santai-santai bersama teman-teman saya sementara merenung atau cari
bahan tetapi bukan sebagai beban melainkan sebagai gaya hidup, menikmati
prosesnya. Karena kita telah membaca teks tentunya kita telah memiliki
poin-poin tersendiri dari bacaan jadi jika kehidupan nyata berkaitan dengan
poin kita, kita mencatatnya di hp ataupun catatan kita. Intinya ketika ide-ide
itu ada langsung mencatatnya. Jika pekerjaan seperti kuli bangungan (bas)
ataupun pekerjaan lain yang tidak memungkinkan untuk mencatat saat itu, tidak
mengapa anda hanya perlu mengingatnya dan pilihlah waktu sengang atau luang
untuk mencatatnya. Intinya harus mencatatnya karena menurut pengalaman biasanya
ide-ide itu kadang langsung hilang. Memang orang bisa berkata, kalau toh Roh
Kudus mengilhamkannya pasti tidak akan hilang, itu benar tetapi jika
pernyataannya dibalik Roh Kudus telah mengilhamkannya tetapi kita yang lalai
untuk mencatatnya. Hari kamis atau beberapa hari sebelum anda memimpin anda
memilih hari yang anda rasa hari yang tepat untuk menyelesaikan proses
pembuatan khotbah, poinya jangan merampungkan atau menyelesaikan khotbah yang
anda buat sehari sebelum anda memimpin. Tetapi jika saya ditunjuk sehari
sebelumnya? Berarti anda harus mengurangi waktu merenung anda.
6. Memilih
waktu
Banyak yang mengabaikan
hal ini, jadi ini berbicara tentang memilih waktu menyelesaikan semua proses
pembuatan khotbah. Ini hal penting, ketika anda membuat khotbah dalam keadaan
yang lelah biasanya anda tidak akan terlalu fokus karena otak kita yang lelah. Seperti
halnya belajar ketika kita terlalu lelah belajar kita tidak akan fokus. Jadi
pilihlah waktu yang tepat. Saya menganjurkan untuk membuat khotbah di pagi hari
mungkin sekitar jam 4 pagi, tentunya ditemani oleh minuman dan makanan ringan.
Secangkir kopi mungkin. 😊
7. Menyelesaikan
Proses pembuatan
Jadi anda telah memilih waktu
disinilah anda menyelesaikan pembuatan khotbah ini. Terserah anda memilih untuk
mengetiknya di leptop (komputer anda) ataukah di catatan dengan tulisan tangan,
asalkan anda nyaman. Jadi mengumpulkan semua catatan untuk di ketik menjadi
satu rangkaian khotbah yang memiliki satu kesatuan. Ini proses yang tidak
mudah. Yang penting ingat saja tiga langkah ini : Pengantar, inti,
aplikasi/relevansi atau maknanya bagi kita masa kini. Urutan seperti itu
membuat anda lebih mudah. Tetapi pembahasan mengenai hal ini agak Panjang jadi
mungkin di part selanjutnya. Saya percaya sebelum pun saya menjelaskan ketiga
hal diatas semua pasti sudah mengetahuinya.
Sekian,
saya hanya manusia yang tidak sempurna untuk itu komentar yang membangun
sangatlah diharapkan. Salam secangkir kopi karena hidup ada pahit dan manisnya.
God bless.
Komentar
Posting Komentar