Teologi Injil Lukas
Pengantar dan Teologi Injil Lukas
Durasi Baca : 7 Menit
Pendahuluan atau Pengantar
Dari
keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) hanya Injil Lukas yang
menulis untuk siapa alamat tulisan ini. Pasal pertama ayat 1-4 merupakan pendahuluan
umum untuk Injil Lukas. Ditujukan untuk orang yang bernama Teofilus. Namun kita
bertanya-tanya siapa Teofilus ini?. Ada dua penjelasan tentang siapa Teofilus
ini[1]
:
1.
Seseorang
yang dihormati dalam masyarakat, seorang yang punya kedudukan dalam masyarakat
yang turut membangun jemaat. Ia berlatar belakang orang Yunani.
2.
Teofilus,
berasal dari dua kata Theos (Allah) dan fileo (Mengasihi/dikasihi)
berarti orang-orang yang mengasihi Allah atau orang-orang yang dikasihi
Allah. Jadi untuk yang kedua ini, menjadi pernyataan simbolis untuk orang-orang
percaya dalam komunitas Injil Lukas.
Lalu, siapa penulis Injil Lukas? Jadi
baik Injil Lukas dan Kisah Para Rasul ditulis oleh orang yang sama yaitu dokter
Lukas. Penulisan Injil Lukas sekitar tahun 80/85 M[2].
Komunitas atau jemaat Injil Lukas
adalah orang Kristen bukan Yahudi. Identitas jemaat terbukti dari cara Lukas
menggantikan atau menerjemahkan beberapa kata Aram dari sumber yang ia kutip ke
dalam bahasa Yunani. Misalnya, kata “Rabbi” (Ibrani: guru, Mrk 9:5),
digantikan dengan “epistates” (Luk 9:33); kata “Rabbouni” (Aram:
tuan; Mrk 10:51), digantikan dengan “Kurie” (Luk 18:41).[3]
Dan juga jemaat sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali atau Parousia.
Tujuan penulisan Injil Lukas, jika kita
setuju bahwa ditulis tahun 80/85 M, berarti masa antara Yesus terangkat ke
sorga dan masa penulisan sudah cukup jauh. Secara sederhana berarti Lukas
menulis untuk melawan “lupa”. Generasi dari Komunitas Injil Lukas sudah jauh
dari hidup dan teladan Yesus. Jadi Lukas menulis oleh tuntunan Roh Kudus agar
komunitas atau orang percaya tidak lupa tentang teladan Yesus, siapa Yesus dan
apa yang dilakukanNya. Tentunya kita menyadari beberapa kekurangan dari tradisi
lisan, begitupun dengan dokter Lukas. Tapi tidak berhenti disitu, tujuan
penulisan Lukas agar Iman jemaat terus terpelihara dalam penantian kedatangan
Kristus, Jemaat terus memaknai hidup dalam kasih Allah, Yesus adalah sahabat
semua golongan dan Juruselamat manusia. Orang percaya menyadari dirinya dalam
misi mewartakan kabar baik yang
didasarkan dengan kokoh atas pengajaran dan teladan Yesus sendiri.
Teologi Kitab Injil Lukas
1.
Roh
Kudus
Lukas banyak berbicara tentang Roh
Kudus. Ia menggunakan kata pneuma sebanyak 36 kali dalam Injilnya dan 70
kali dalam Kisah Para Rasul: jumlah kata itu dalam Kisah Para Rasul merupakan
jumlah terbanyak dalam kitab Perjanjian Baru.[4]
Lukas memberi tempat yang utama bagi peranan Roh Kudus. Baik dalam baptisan dan
pelayanan Yesus (Lukas 3:22). Roh Kudus dan pekerjaan-Nya (Luk 4:1, 14) maupun
dengan murid-murid-Nya (Luk 11:13). Jadi Roh Kudus bukan hanya ada ketika Yesus
akan berkhotbah tetapi sepanjang hidup Yesus, bahkan turut mengambil bagian
dalam Inkarnasi dan perjalanan Gereja. Baik dalam Injil Lukas dan Kitab Kisah
Para Rasul, Lukas menempatkan peranan Roh Kudus itu sejak awal sampai akhir
dari kedua kitabnya.
2.
Yesus
sahabat semua Golongan
Mulai dari pasal-pasal awal, seperti
dalam Pasal 2, saksi awal kelahiran Yesus adalah gembala-gembala. Berbeda dengan
Injil Matius yang menceritakan tentang orang Majus. Orang Majus setara raja
dalam pengolongan pada masa itu. gembala-gembala menempati tempat bawah dalam
kelas sosial pada zaman itu. Lukas menekankan Yesus sebagai sahabat semua
golongan, baik orang miskin (Luk 2:8-20, 16:19-31), orang tertindas (Luk
1:52-53), orang berdosa (Luk 5:8, 19:1-10), orang sakit (Luk 18:35-43). Bahwa
kabar baik tentang Yesus adalah untuk semua orang tanpa memandang
penggelompokan kelas sosial.
3.
Perhatian
terhadap dunia orang Bukan Yahudi[5]
Pada waktu ia (Lukas) menceritakan
menceritakan kisah tentang bayi Yesus, ia memasukkan pernyataan bahwa Ia akan
menjadi “Terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain, dan menjadi
kemuliaan bagi umat-Mu” (Luk 2:32). Di dalam menelusuri leluhur Yesus, Lukas
menelusurinya sampai Adam, leluhur semua orang (Luk 2:28-38), sedangkan Matius
hanya menelusurinya sampai Abraham, bapa bangsa Israel (Mat 1:1-17). Lukas juga
menceritakan tentang perhatian khusus Yesus bagi bangsa-bangsa lain, bahkan
orang Samaria yang sangat dibenci oleh orang Yahudi lebih daripada mereka
membenci orang Roma (Luk 4:16-30, 9:51-56, 10:25-37).[6]
Jadi Keselamatan dalam Kristus terbuka bagi semua orang dari segala ras.
4.
Hidup
dalam Doa
Lukas menekankan bahwa Yesus selalu
hidup dalam hubungan yang erat dengan Allah dalam doa. Dalam Lukas 3:21,
dikatakan bahwa Roh Allah turun kepada Yesus ketika Ia sedang berdoa. Dan
setelah melaksanakan tugas-Nya, Yesus mengundurkan diri untuk berdoa (Luk 5:16).
Sebelum memilih murid-murid-Nya, Ia juga berdoa kepada Bapa (Luk 6:12).[7]
Hidup dalam doa selalu dilakukan oleh Yesus.
5.
Kaum
Wanita
Lukas banyak menulis tentang wanita;
kata ‘wanita’ diulangi hingga empat puluh tiga kali dan hanya empat puluh sembilan
kali dalam gabungan Matius dan Markus.[8]
Menurut Lukas, Yesus lahir dari seorang perempuan. Pada waktu Ia dibawa ke Bait
Allah, Ia disambut oleh seorang perempuan yang disebut Hanna (Luk 2:36-38).
Dalam pelayanan Yesus, para perempuan selalu ada dan melayani rombongan Yesus
(Luk 8:2-3). Yesus sering menolong perempuan. Yesus juga pernah membela hak
para janda (Luk 20:47). Malah, para wanita tetap setia kepada Yesus sampai
peristiwa penyaliban di kayu salib (Luk 23:27, 49). Ketika bangkit, Yesus pertama
kali menampakkan diri kepada para wanita (Lukas 24:1-11).[9]
6.
Sejarah
Keselamatan
Lukas memberi perhatian pada sejarah
keselamatan yang dikerjakan Allah melalui Yesus. Menurut Hakh Lukas membagi
sejarah penyelamatan Allah atas tiga masa, yaitu masa sebelum Yesus (masa hukum
Taurat dan nabi-nabi), masa Yesus (sebagai pusat sejarah penyelamatan Allah),
dan masa sesudah Yesus (masa Gereja dan Roh Kudus). Masa sebelum Yesus adalah
masa Perjanjian lama, di mana hukum Taurat diberikan dan para nabi bernubuat.
Sedangkan, masa Yesus merupakan pusat sejarah.[10]
Dalam pandangan Lukas rencana Allah
dinyatakan tidak hanya oleh peristiwa-peristiwa di Yudea dan Galilea, melainkan
juga oleh apa yang dikerjakan oleh kaisar yang nun jauh di Roma. Mungkin kaisar
tidak mengetahui apa pun mengenai Allah, namun apa yang dia lakukan pun
menyatakan rencana Allah. Lukas menyangkut sejarah Romawi maupun Palestina. Ia
menyebut kaisar Agustus dan Tiberius, tetapi juga Herodes (Luk 1:5), Herodes
Antipas, Filipus dan Lisanias (Luk 3:1), Hanas dan Kayafas (Luk 3:2). Jadi
Lukas menempatkan karya Allah melalui Kristus tersebut dalam sejarah zaman itu.[11]
Keselamatan adalahh sesuatu yang
dikerjakan Allah – dalam hidup ini, dengan manusia bahkan dunia. Lukas tidak
berhenti ketika sejarah tentang Yesus di dunia ini selesai. Ia melanjutkan
sampai bagaimana kehidupan jemaat perdana (bnd Kisah para Rasul), bahkan
keselamatan itu berlangsung terus di dalam jemaat. Kematian Kristus terwujud
dalam diri orang-orang yang menanggapi pewartaan Injil dan keselamatan dari
Allah terus disebarkan oleh gereja.
[1]
Bahan Kuliah Pdt Dr Victor I Merentek dalam kuliah Injil Sinoptik.
[2]
Samuel B. Hakh, Pengantar Perjanjian Baru Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok
Teologisnya (Bandung: BMI, 2010), 292.
[3]
Samuel B. Hakh, 292-293.
[4] Leon, Morris, Teologi Perjanjian Baru (Malang:
Gandum Mas, 2019), 265.
[5]
Samuel B. Hakh, 294.
[6]
John Drane, Memahami Perjanjian Baru Pengantar Historis-Teologis (Jakarta:
BPK GM, 2013), 215.
[7]
Samuel B. Hakh, 296-297.
[8]
Merril C. Tenney, Surver Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2013), 227.
[9]
Samuel B. Hakh, 296.
[10]
Samuel B. hakh, 297.
[11]
Leon Morris, 245-246.
Komentar
Posting Komentar