Khotbah Injil Yohanes 21:1-14 Tema: "Ketika Roti dan Ikan itu Cukup"

Tema : “Ketika Roti dan Ikan itu Cukup”


Shalom

Bacaan Saat ini dalam Yohanes 21:1-14, berbicara tentang penampakan Tuhan Yesus di Danau Tiberias. Danau Tiberias adalah danau yang ada di Galilea. Danau Tiberias, Danau Genesaret adalah danau yang sama. Yang menarik adalah danau penampakkan Tuhan Yesus adalah danau yang sama ketika pertama kali Yesus memanggil murid-muridNya. Danau yang sama sewaktu Petrus meninggalkan semuanya dan mengikut Yesus.

Danau yang sama, beserta peristiwa yang sama. Pertama ayat 3, bahwa mereka ketujuh murid itu tidak menangkap apa-apa sejak malam (bnd Lukas 5:5). Kedua, perintah Yesus untuk menebarkan jala di sebelah kanan (bnd Lukas 5:6). Lalu mereka mendapat sejumlah besar ikan.

Yohanes (murid yang dikasihi itu) langsung menyadari bahwa itu Yesus, karena sebelumnya mereka belum mengetahui bahwa itu Yesus.

Pertanyaannya, mengapa harus sebelah kanan? Apakah hanya sebatas menggingatkan tentang peristiwa yang pernah terjadi ataukah ada maksud lain dari Yesus?. Ternyata Yesus membimbing mereka. Mereka sejak malam melakukan hal yang sama dengan jaring dan danau yang sama. Tetapi oleh perkataan Yesus mereka melakukannya. Dan oleh perkataan Yesus mujizat terjadi. Peristiwa ini sangat persis dengan peristiwa waktu Yesus pertama kali memanggil murid-murid-Nya.

Apakah ini suatu kebetulan semata?

Tentunya, tidak. Semuanya terjadi dalam rencana Tuhan.

Beberapa peristiwa dalam hidup kita sulit terpahami oleh logika manusia. Tapi ingat Kristus melampaui logika kita. Beberapa peristiwa, kita sebagai manusia berusaha untuk pahami tetapi kadang situasi tidak terduga yang terjadi. Disaat itu, kita tetap percaya semua terjadi dalam izin sang Pencipta.

Banyak usaha yang gagal, pekerjaan tidak menghasilkan upah yang cukup, berkali-kali melamar kerja tetapi tidak diterima. Harus resign (berhenti) kerja karena tempat kerja yang tidak memungkinkan. Sakit yang tiba-tiba datang. Semua terjadi diluar logika kita, tetapi kita berdoa untuk sebuah mujizat kecil dari Tuhan, tapi itu terasa tidak kunjung datang.

Saya juga masih bergumul dengan mujizat “kecil” dari Tuhan. Untuk waktu yang cukup lama saya menunggu terus. Kadang di suatu situasi tertentu “kita kecewa” menunggu untuk mujizat “kecil” yang belum pernah terjadi itu.

Tetapi biarkan ungkapan ini menyadarkan kita semua, bukankah yang kucintai itu Allah? Tanpa mujizat sekalipun Dia adalah Allah. Jadi apakah yang ku kejar? mujizatNya atau Allah?. Memang Allah dapat melakukannya dan itu hak Allah. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa meminta. Kita bisa meminta-Nya dan pastinya Dia bisa memberikan-Nya.

Fokusnya kasihi Allah, karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Ada atau tanpa “mujizat”. Apa yang kukejar di dunia ini? Jabatankah? Harta duniawikah? Bukankah Allah pencipta Dunia? Dia yang menciptakan dunia, mengapa kita lebih mencintai semua yang tercipta di dunia dibandingkan dengan Penciptanya.

            Allah itu menyediakan semua yang bahkan belum pernah terpikirkan manusia.

            Providensia

            Mari kita lihat ayat 9 dan perbedaan kontrasnya dengan ayat 10.

Ayat 9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.

Ayat 10 Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu”.

Jelas sekali sebelum ikan itu dibawah oleh Petrus, ikan dan roti sudah tersedia. Disini lewat mujizatnya, Allah memperlihatkan mujizat-Nya. Ikan dan Roti telah disiapkan Tuhan. Padahal ayat 5 jawaban murid-murid kepada Tuhan bahwa mereka tidak mempunyai lauk pauk.

            Allah menyediakan. Allah memberkati bukan hanya para murid, tetapi kita juga diberkati. Setiap hari berbagai mujizat yang dilakukan Allah. Seorang teolog berkata “ Setiap hari adalah Suatu mujizat dari Allah untuk kita. Karena hidup kita adalah mujizat dari Tuhan”.

            Jangan pernah ragu akan pemeliharaan Allah. Setiap berkat telah diatur-Nya untuk kita. Segala sesuatu yang disiapkan untuk kita dari Allah pasti akan diberikan untuk kita. Tidak usah terlalu iri atau berkecil hati dengan yang dimiliki orang lain. Berkat orang lain, adalah berkatnya, berkat kita yah, pasti berkat kita. Saya suka kalimat ini “Apa yang diberkati Tuhan pasti diberkati, kalau Tuhan buka berkat tidak ada satupun yang akan dapat menutupnya, sebaliknya jika Tuhan tutup berkat tidak ada satupun yang dapat membukanya”.

            Roti dan Ikan adalah makanan pokok, makanan sehari-hari. Secara simbolis pasti Tuhan urus kehidupan mereka. Setelah mereka berjerih juang, Kristus melakukan bagiannya dengan sempurna. Penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari, itu sudah lebih dari cukup.

            Tapi apakah saya layak untuk sesuatu yang baik dari Tuhan?

Saya merasa tidak layak...

Ya kadang kita merasa seperti Petrus, rasa ketidak layakan itu terlalu besar menghantui diri kita. Layaknya bayangan yang selalu mengikuti kita. Tuhan Yesus sudah menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sebanyak dua kali. Dan ini kali yang ketiga.

Ayat 14   Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Lalu mengapa Petrus dan keenam murid yang lain pergi menangkap ikan?

Yohanes 21:3 (TB)  Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau."

Apakah karena rasa bersalahnya, setelah menyangkal tiga kali? Atau rasa malunya karena ia yang berkata dengan berani "biarpun orang lain meningalkan Engkau, aku tidak akan meninggalkan engkau".

Sikap Petrus ini menunjukkan sangat jelas keadaan kita saat ini, rasa bersalah, rasa tidak layak, masa lalu yang kelam menghantui hidup kita.

Dalam Kristus kita telah di tebus.

Dalam Kristus kita menemukan jati diri kita

Dalam Kristus kita dilayakkan.

Ketika alasan lain murid-murid pergi menangkap ikan, karena mereka tidak mengetahui apa yang harus diperbuat setelah kebangkitan Yesus, Yesus menuntun mereka.

Ketika kita tidak tahu apa yang akan kita lakukan, berdoa dan memohon tuntunan-Nya adalah hal terbaik yang pernah kita lakukan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, ada hal unik juga yang terjadi dalam sikap Petrus, mari lihat ayat 7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan”. Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Dalam rasa hormatnya berjumpa dengan Yesus dan rasa syukurnya yang dalam ia yang semula tidak berpakaian lalu berpakaian dan langsung melompat ke air. Petrus ingin menjumpai Yesus yang berjarak sekitar 90 M[1] dari posisinya di atas perahu. Betapa jauh kita menghormati Allah dan mau selalu rindu menyembah kepada Allah. Ketika timbul keraguan bahwa Yesus itu adalah Allah, para murid tahu bahwa Ia adalah Tuhan.

Yesus adalah Tuhan. Dia yang memegang kehidupan kita, Dia yang menuntun kita, menggarahkan hidup kepada-Nya adalah sesuatu yang harus kita lakukan. .

AMIN.

 



[1] Semoga tidak salah, karena kurang paham perhitungan Meter. 1 hasta = 45 cm. 200 hasta X 45 cm : 100 = 90 M.  

Komentar

  1. Makase banyak kak tu khotbah, soalnya mba pimpin di kolom hari Jumat๐Ÿ˜‡๐Ÿ™

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer