Khotbah / Renungan Ulangan 24:6-22 "Tentang Melindungi Sesama Manusia". Tema : Sesama Manusia adalah Kita

Ulangan 24:6-22 “Tentang Melindungi sesama manusia”

Durasi Baca : 5 Menit 



Tema : Sesama Manusia adalah Kita.

Shalom

    Yesus berkata : Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka (Lukas 6:31). Bunyi firman itu sering kita dengar atau mungkin pernah dibaca. Orang lain adalah sesama manusia, semua orang melihat orang lain sebagai sesama. Saya memandang kamu, dia dan mereka adalah sesama, begitupun sebaliknya. Dengan melihat sesama sebagai manusia yang diciptakan Allah, semakin kita mengasihi Allah.

         Kitab ulangan secara sederhana berarti mengulang. Apa yang diulang?

Kisah bagaimana Allah berkarya dengan dahsyat bagi bangsa Israel.

Apa yang diulang?

Ungkapan iman bangsa Israel. Allah itu Esa.

Sesuatu yang baik itu perlu diulang. Jangan malu untuk berbuat kebaikan, malu jika berbuat salah.

   Bacaan saat ini mengambarkan bagaimana seharusnya bangsa Israel memperlakukan sesamanya. Mulai dari ayat 6 “janganlah mengambil kilangan atau batu kilangan atas sebagai gadai” apa itu batu kilangan? Batu yang dipakai untuk menggiling gandum. Jadi batu kilangan adalah alat yang sangat penting bagi bangsa Israel karena batu itu digunakan untuk menggiling makanan pokok mereka. Kata atas karena batu tersebut terdiri dari atas dan bawah, tanpa salah satunya alat tersebut tidak bisa digunakan. Gadai bisa berarti sebagai jaminan.

       Itu sumber pendapatannya, itu sumber makanannya. Saat ini, banyak usaha yang bangkrut. Melakukan pinjaman-pinjaman, dan yang menjadi sumber jaminan adalah sumber penghasilan utama. Bagi kita orang percaya, janganlah berlaku seperti itu.

Nasihat-nasihat praktis di sampaikan Musa untuk selalu diingat dan dilakukan bangsa Israel. Mengingatkan bahwa dahulu merekapun budak. Mereka menderita, untuk itu mereka bangsa israel diingatkan agar tidak menekan, menyiksa dan merampas hak orang lain. Tidak memperlakukan orang lain semena-mena.

Kadang ketika kita menderita, kita ingin juga orang lain merasakan apa yang kita rasakan. Dengan begitu kita membalas segala perlakuan yang pernah kita alami kepada orang lain. Mungkin kita berkata : "dahulu saja saya boleh melewati ini, masakan kamu tidak"? Kita menekan orang lain karena kita pernah ditekan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, dalam bacaan saat ini, timbul tiga kata yang menarik yaitu Jangan, Ingatlah, Haruslah. Kata jangan dan haruslah berpusat pada kata Ingatlah. Apa yang perlu diingat, yaitu bagaimana kebaikan Allah dalam hidup bangsa Israel. Kata jangan dapat dilakukan karena manusia mengingat bagaimana kasih Allah itu hidup dalam hidup mereka. Kata haruslah menjadi suatu keharusan karena Allah telah menunjukkan kasih-Nya terlebih dahulu.

Ketiga kata ini Jangan, Ingatlah, dan Haruslah timbul akibat kesadaran, bukan hanya sekedar kewajiban. Tapi kesadaran tanpa paksaan. Orang percaya dengan penuh kesadaran diingatkan bahwa ada Jangan, berarti tidak melakukannya. Ada kata Ingatlah, harus terus diingat. Ketika sembuh dari penyakit, ketika berlimpah berkat (bnd ayat 19-20), kita melupakan Tuhan, kita melupakan untuk berbagi dengan sesama. Terakhir ada kata Haruslah, dalam bacaan ini berkaitan dengan tindakan ayat 11 dan berkaitan dengan mengingat akan perbuatan Tuhan ayat 18, 22.  Ketika melakukan ketiganya, Orang percaya akan menuju pada ketaatan.

Ketaatan kepada Tuhan menjadi gaya hidup. Laku spiritual setiap hari dibutuhkan kesetian yang tinggi. Menjalani hidup sehari-hari yang taat tidaklah mudah. Tidak mudah hidup taat kepada Tuhan, apalagi itu berkaitan dengan keuntungan-keuntungan kita. Kita tidak mau rugi sekecil apapun. Kesetiaan kita diuji bukan hanya dalam ritus (peribadatan di gereja) tetapi juga laku dalam juang kesehariaan. Menjadi orang yang benar di hadapan Allah dan berkenan di hati Allah. Bukankah itu kesukaan kita?.

Secara sengaja bangsa Israel diingatkan untuk secara sengaja juga melakukan kebaikan. Mari kita lihat bunyi  ayat 19 Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda — supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu.

Yakin, selalu tersedia berkat bagi yang berbagi, bagi yang taat, bagi yang selalu ingin hidup berkenan di hadapan Allah. Sesama manusia adalah kita. Dengan melihat sesama manusia sebagai kita maka kitapun akan melakukan yang baik bagi sesama terlebih bagi Tuhan. AMIN.

 

Komentar

Postingan Populer